Jika Isa adalah Nabi: Bisakah Dia Menghapus Dosa?

Tidak ada manusia sempurna yang luput dari dosa, dan tidak ada seorang pun yang dapat menyangkal fakta ini.
Firman Tuhan mengatakan: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23).
Dosa, meski hanya setitik, memisahkan manusia dari kesucian Allah yang Maha Kudus. Dan karena Tuhan adalah kudus, yang tidak berdosa dan tidak menerima dosa, maka "upah dosa ialah maut" (Roma 6:23).
Setiap dosa memiliki akibat yang harus ditanggung, bukan hanya secara fisik tetapi juga rohani, yaitu keterpisahan dari Sang Khalik. Dan tidak seorang pun dapat menyelamatkan dirinya dari kematian dan penghakiman ini, tanpa memandang ras, kekayaan, pendidikan, agama, dan status sosialnya.
Namun, Allah tidak membiarkan manusia terus berada dalam keadaan yang terkutuk. Baik dalam Al-Qur’an maupun dalam Injil, kita melihat Allah adalah Maha Penyayang dan Maha Pengampun.
Dalam tradisi kenabian dahulu, Allah memerintahkan pengorbanan anak domba sebagai lambang penebusan dosa. Dengan pesan yang sama, Allah di dalam Injil mengutus Isa Al-Masih, yaitu Dia yang disebut sebagai "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:29).
Dalam Islam, Isa adalah nabi yang suci dan dilahirkan secara mukjizat dari seorang perawan, tanpa ayah. Hal ini adalah sebuah fakta luar biasa yang juga diakui dalam Injil (Matius 1:23). Tidak ada nabi lain yang dilahirkan dengan cara demikian. Isa disebut sebagai "Kalimat Allah" dan "Roh dari-Nya" (QS An-Nisa:171), dua gelar yang tidak diberikan kepada nabi manapun selain Dia.
Dalam Injil, Isa bukan hanya nabi. Dia adalah Firman Allah yang menjadi manusia (Yohanes 1:1, 14), dan karena kesucian serta kasih-Nya, Dia datang untuk memikul hukuman dosa manusia. Seorang yang suci harus rela menanggung hukuman yang sebenarnya tidak harus Dia tanggung.
Kematian Isa di salib, dan kebangkitan-Nya pada hari ketiga, adalah kemenangan atas maut. Kebangkitan-Nya menjadi tanda bahwa kehidupan kekal tersedia bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
Isa bukan sekadar nabi. Dia adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yohanes 14:6), dan hanya melalui Dia manusia dapat dipulihkan hubungannya dengan Allah yang Maha Suci.
Bukankah menarik jika kita merenungkan, mengapa Isa satu-satunya nabi yang disebut "Kalimatullah" dan "Ruhullah"? Mengapa Dia tidak pernah berdosa, dan kenapa hanya Dia yang diangkat Allah dengan begitu mulia, bahkan dipercaya akan datang kembali di akhir zaman?
Mau tau lebih lanjut tentang topik ini?
Hubungi kami sekarang!"

Jelajahi Lebih Lanjut

Mengapa Yesus Kristus perlu mati?

06/12/2024

Apakah perbuatanku cukup

06/12/2024

Kalau Tuhan sudah menebus dosa kita

06/12/2024
Ngobrol dengan kami